Dalam catatan sejarah otomotif dunia, Harley-Davidson dikenal luas sebagai ikon kebebasan di jalan raya. Namun, ada satu babak penting yang tak banyak diketahui khalayak umum: kiprah Harley Davidson dalam produksi motor militer. Sejak awal abad ke-20, perusahaan legendaris ini telah menorehkan jejak yang signifikan di medan perang, membuktikan ketangguhan dan keandalannya di bawah tekanan paling ekstrem. Motor-motor mereka bukan hanya alat transportasi, melainkan juga bagian integral dari strategi logistik dan operasional militer.
Kiprah Harley Davidson sebagai pemasok utama kendaraan bermotor bagi angkatan bersenjata Amerika Serikat dimulai jauh sebelum Perang Dunia I. Pada tahun 1916, pemerintah AS pertama kali membeli 24 unit motor Harley-Davidson untuk digunakan dalam operasi militer di perbatasan Meksiko. Keberhasilan awal ini membuka jalan bagi peran yang jauh lebih besar di kancah global. Saat Perang Dunia I pecah, kebutuhan akan kendaraan yang lincah dan tangguh di medan perang yang sulit sangat mendesak. Harley-Davidson menjawab panggilan ini dengan memasok puluhan ribu unit motor, yang digunakan untuk pengintaian, pengiriman pesan, hingga patroli. Tercatat pada tahun 1918, hampir separuh produksi pabrik Harley-Davidson dikhususkan untuk kebutuhan militer.
Puncak kiprah Harley Davidson dalam produksi motor militer terjadi selama Perang Dunia II. Model WLA 45 (dikenal juga sebagai “Liberator”) menjadi salah satu motor militer paling ikonik dan banyak diproduksi. Motor ini dirancang khusus untuk kondisi perang, dengan fitur-fitur seperti fairing pelindung, tas samping yang kokoh, dan lampu militer. Sekitar 88.000 unit WLA diproduksi antara tahun 1942 hingga 1945, tidak hanya untuk tentara AS tetapi juga untuk sekutu melalui program Lend-Lease. Motor-motor ini dikirim ke berbagai medan perang, mulai dari gurun pasir Afrika Utara, hutan-hutan Eropa, hingga medan berlumpur di Pasifik. Para pengendara motor militer, yang sering disebut “Dispatch Riders”, memainkan peran vital dalam menyampaikan perintah, membawa amunisi, dan menyelamatkan nyawa di garis depan, di mana kendaraan lain mungkin tidak bisa lewat.
Setelah Perang Dunia II, meskipun kebutuhan akan motor militer menurun drastis, kiprah Harley Davidson dalam mendukung pasukan masih berlanjut dalam skala yang lebih kecil. Perusahaan ini terus menyediakan motor untuk berbagai departemen kepolisian militer dan unit-unit khusus yang membutuhkan kendaraan serbaguna. Bahkan, pada tahun 1950-an, beberapa unit militer masih menggunakan WLA yang telah direkondisi. Warisan motor militer Harley-Davidson juga terlihat pada desain beberapa model sipil pascaperang, yang mengadopsi elemen tangguh dan fungsional dari pendahulunya.
Dengan demikian, kiprah Harley Davidson dalam produksi motor militer adalah babak penting yang menunjukkan adaptabilitas, ketangguhan, dan dedikasi perusahaan ini untuk mendukung negaranya. Dari medan lumpur yang berbahaya hingga jalanan berdebu yang terik, motor-motor Harley-Davidson telah menjadi simbol keandalan dan keberanian, mengukir sejarah yang tak terlupakan di medan perang dan melengkapi identitasnya sebagai produsen sepeda motor yang legendaris.